Surveilans merupakan kluster yang fokus pada pengembangan teknologi kesehatan digital untuk pengamatan dan pemetaan secara sistematis untuk mendapatkan informasi dan data terkait dengan kejadian atau kasus yang berkenaan dengan penyebaran malaria. Surveilans malaria adalah kegiatan pengamatan pada manusia dan faktor risiko yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit malaria dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit malaria untuk memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Sistem surveilans malaria yang efektif memungkinkan pengelola program malaria untuk:
- mengidentifikasi dan menargetkan wilayah dan kelompok populasi yang paling terdampak terkena malaria, yang selanjutnya, berdasarkan
informasi tersebut, untuk memberikan intervensi yang diperlukan secara efektif dan untuk mengadvokasi sumber daya; - memantau secara teratur dampak dari langkah-langkah intervensi dan kemajuan yang dicapai untuk menurunkan beban penyakit dan membantu pengelola program malaria, baik di tingkat daerah maupun pusat, dalam memutuskan apakah diperlukan penyesuaian atau perpaduan intervensi agar mengurangi penularan lebih lanjut;
- mendeteksi dan menangani wabah secara tepat waktu;
- memberikan informasi yang relevan untuk sertifikasi eliminasi; dan
- memantau apakah penularan kembali telah terjadi dan, jika ada, meresponnya secara cepat dan efektif
Cakupan Kluster Surveilans
Kebijakan surveilans Malaria di Indonesia, meliputi:
- Surveilans dan sistem informasi malaria merupakan bagian integral dari sistem surveilans epidemiologi nasional untuk mendukung tersedianya
data dan informasi yang cepat dan akurat, sebagai dasar pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program pengendalian malaria, termasuk SKD-KLB. - Penyelenggaraan surveilans malaria sesuai dengan tahapan eliminasi masing-masing wilayah.
- Seluruh suspek malaria harus diperiksa secara laboratorium dengan menggunakan mikroskop atau Rapid Diagnostic Test (RDT). Penemuan kasus dilakukan secara pasif maupun aktif untuk menjamin cakupan penemuan yang tinggi sehingga data yang didapatkan menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
- Surveilans kasus malaria berdasarkan kepada hasil diagnostik yang akurat dengan memantau mutu diagnostik baik mikroskopis maupun Rapid Diagnostic Test (RDT).
- Seluruh layanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta yang melakukan pemeriksaan malaria harus melaporkan secara rutin kepada dinas kesehatan setempat.
- Pusat dan Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota/Puskesmas melakukan analisis data secara rutin untuk menghasilkan informasi strategis malaria, antara lain mengenai endemisitas, kasus, fokus, faktor risiko termasuk pemetaannya; analisis tren dan kewaspadaan KLB di wilayah kerja masing-masing.
- Setiap daerah yang telah masuk tahap pembebasan dan tahap pemeliharaan harus melakukan penyelidikan epidemiologi untuk setiap kasus dan penanggulangan fokus sesuai hasil penyelidikan epidemiologi.
Contoh Surveilans di Indonesia
Subdit P2PTVZ Kementerian Kesehatan sendiri telah memiliki sistem pelaporan yang dinamakan e-SISMAL (Elektronik Sistem Informasi Surveilans Malaria). E-Sismal adalah sistem pelaporan penderita atau pasien malaria untuk mempermudah dan meningkatkan validitas pencatatan dan pelaporan Program Penanggulangan Malaria dari tingkat Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) sampai ke Pusat (Subdit Malaria). Pelaporan dilakukan oleh user melalui laman website sismal.malaria.id. Sistem elektronik ini dikembangkan dengan menggunakan program Microsoft Excel yang user friendly, dan mampu menghitung data secara rinci dan merekap data sesuai dengan pelaporan malaria. Pada tingkat Puskesmas, e-SISMAL diisi maksimal tanggal 10 setiap bulannya dengan mengentri data pasien, sedangkan untuk tingkat Kabupaten digunakan untuk merekap data pasien malaria di seluruh Puskesmas pada lingkup Kabupaten atau Kota, sedangkan pada tingkat Provinsi, digunakan untuk rekapitulasi pada tingkat Kabupaten.
Siapa yang bisa mendaftar
Semua start-up yang memiliki pengalaman dalam membuat sistem informasi maupun sistem informasi geografi.
Manfaat Kluster
Manfaat dari kluster adalah untuk menghimpun inovasi sistem informasi Surveilans malaria yang bermanfaat untuk program eliminasi malaria di Indonesia