Apakah itu e-malaria working project?
Malaria masih menjadi permasalahan bagi sebagian daerah di Indonesia, terutama
di kawasan timur Indonesia. Tercatat, keseluruhan kasus malaria tahun 2019 di Indonesia sebanyak 250.644, dengan kabupaten Papua, NTT, Papua Barat dan Kalimantan Timur sebagai penyumbang kasus tertinggi. Diagnosis,manajemen kasus dan surveilans merupakan strategi penting untuk mengeliminasi malaria.
Salah satu cara agar diagnosis malaria selalu akurat adalah dengan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) pemeriksaan mikroskopis sebagai baku emas diagnosis malaria. PME krusial untuk memelihara kompetensi para mikroskopist di daerah endemis malaria. Namun, sumber daya manusia yang terbatas, waktu, biaya & lokasi geografis yang sulit dijangkau menjadi tantangan yang besar dilakukannya PME secara konvensional. Padahal, Indonesia memiliki target eliminasi malaria pada tahun 2030.
dr. E. Elsa Herdiana Murhandarwati, M.Kes, Ph.D dari Pusat Kedokteran Tropis, FKKMK UGM beserta tim @emalaria.wp yang terdiri dari lintas disiplin ilmu tergerak untuk memberikan solusi atas permasalahan ini dengan cara memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan PME, seperti kroscek maupun tes panel untuk menjamin kualitas diagnosis malaria.
Namun solusi teknologi saja tidak cukup. Dibutuhkan kerangka tata kelola inovasi kesehatan digital yang kuat agar inovasi kesehatan digital seperti ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, Tim e-Malaria Universitas Gadjah Mada bermitra dengan Kementerian Kesehatan, Asosiasi Healthtech Indonesia, Dinas Kesehatan Provinsi DIY dan UNICEF serta dibiayai oleh RISPRO TATA KELOLA LPDP mencoba mengembangkan tata kelola dengan metode REGULATORY SANDBOX agar inovasi teknologi kesehatan disruptif terkait malaria yang sudah ada seperti e-PME maupun yang akan muncul di kemudian hari seperti e-surveilans, e-konsultasi & e-learning malaria, dapat dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh masyarakat Indonesia.
Harapannya, Regulatory Sandbox akan menciptakan ekosistem kolaborasi yang baik antara pemerintah, program rintisan/start up dan masyarakat serta dapat mendukung program pemerintah untuk mencapai eliminasi malaria 2030